Pemberkasan dan TKD STAN 2014 (bagian 3 – tamat)


Artikel ini adalah bagian terakhir dari seri artikel yang membahas seluk beluk dan beragam catatan dan sampah yang entah berguna entah tidak yang timbul selama pemberkasan dan TKD kemarin. :) Segala macam berkas yang sudah diurus tentu tidak akan ada gunanya kalau tidak dibawa ke Jakarta.

Registrasi TKD

Sambil mengurus berkas dan belajar TKD, kami wajib menyempatkan sedikit waktu untuk melakukan registrasi TKD. Registrasi online sudah menyimpan data-data kami. Sehingga, kami cukup login, cek data, pilih instansi, unggah pas foto, dan cetak Bukti Pendaftaran Online.

Tahun 2013 lalu, semua spesialisasi bisa memilih semua instansi, meskipun pada akhirnya diplot ke instansi yang sesuai dengan spesialisasinya juga. Misalnya Itjen hanya diisi spesialisasi akuntansi saja, spesialisasi bea cukai hanya mengisi DJBC.

Tahun 2014 ini, kami hanya bisa memilih di antara instansi tertentu, bergantung pada spesialisasi kita. Sebagai spesialisasi akuntansi, aku bisa memilih 2 dari 11 instansi yang tersedia. Aku memilih Direktorat Jenderal Pajak dan Inspektorat Jenderal. Pilihan yang tersedia di spesialisasi lain bisa dilihat di tabel ini.

Di akhir penutupan registrasi, beredar rincian formasi CPNS yang bersumber dari portal panselnas.menpan.go.id. Di dalam rincian formasi CPNS tersebut, selain rincian formasi untuk pelamar umum juga dimuat rincian formasi untuk DIII STAN dan DI STAN. Rekap rincian formasi untuk DIII STAN bisa dilihat pada tabel di atas.

Plus:
– Website tidak sampai down seperti yang sempat dikhawatirkan
– Tampilan website sederhana, ringan, dan mudah digunakan
Minus:
– Rincian formasi tidak diinformasikan di awal registrasi
– Login registrasi hanya menggunakan NPM dan tanggal lahir yang terlalu mudah ditebak

 

Berangkat ke Jakarta

Keberangkatan ke Jakarta kali ini bisa dibilang repotnya 3 kali lipat dibandingkan biasanya. Pertama, karena harus menjaga jiwa dan raga untuk TKD. Kedua, karena harus menyiapkan berkas sebelum berangkat dan mengamankan berkas yang dibawa. Ketiga, karena nantinya harus mengemasi barang-barang untuk dibawa pulang ke Rembang.

Harga tiket sekarang memang sudah mahal jika dibandingkan dengan harga tahun 2010 dulu -_-. Tahun 2010 harga tiket ke Jakarta berkisar antara Rp120.000 – Rp150.000. Aku berangkat dengan Pahala Kencana Rp200.000 ke Pulogadung dan pulang dengan Nusantara Rp170.000 dari Rawamangun. Keduanya merupakan kelas Executive yang sudah mencakup servis makan malam.

Kira-kira ini daftar barang yang perlu dibawa ke Jakarta:

  1. Pakaian untuk TKD (kemeja putih, celana bahan hitam, tali pinggang, sepatu)
  2. Berkas-berkas pemberkasan dan registrasi TKD, termasuk KTM, KTP, BPO juga
  3. Borang – borang berkas pemberkasan, bawa yang banyak saja, saat itu aku bawa 10 rangkap borang.
  4. ATK untuk coret-coret saat ujian dan menyusun pemberkasan (pensil, penghapus, rautan, pena, penggaris, staples dan isinya, lem, klip kertas)
  5. Bahan belajar TKD (laptop dan buku)
  6. Keperluan pribadi

 

Menuju Badan Kepegawaian Negara

Alamat: Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Cililitan Jakarta Timur
Koordinat: -6.2590337, 106.8679726
Hotel terdekat: Fave Hotel PGC Cililitan

Transportasi umum dari STAN / Bintaro
via Mayasari Bhakti:
– ke Jalan Veteran Bintaro (bisa naik 05 dari Jalan Ceger Rp3.000, turun di rel kereta Bintaro. Dari rel kereta boleh jalan kaki atau kalau mager naiklah S18 warna merah ke arah Lebak Bulus Rp3.000, turun di jalan Veteran Bintaro tepatnya di simpangan yang biasa dilewati Mayasari Bhakti / Agra Mas). Hati-hati, rel kereta Bintaro dan jalan Veteran Bintaro suwangat suwering muwacet puwarah.
– naik Mayasari Bhakti P AC 117 Pulogadung – Poris Plawad yang mau ke Pulogadung Rp5.000-Rp15.000, mungkin Rp10.000. Aku belum pernah. Aku lebih suka Commuter Line.
– turun di UKI Cawang.
– naik angkot ke BKN Rp3.000.
via Commuter Line:
– ke Stasiun Pondok Ranji (bisa naik 09 dari Jalan Bintaro Utama Rp3.000, turun di perempatan setelah Bintaro Plaza, dan jalan kaki ke arah selatan yang ada indomaretnya sampai ke Stasiun Pondok Ranji).
–  beli tiket harian berjaminan untuk tujuan akhir salah satu stasiun ini: Cawang/Duren Kalibata/ Jatinegara jika belum punya Kartu Multitrip/Flazz BCA/Mandiri eMoney/ BRIZZI Card/BNI Tap. Aku lupa berapa tarif sampai masing-masing stasiun, siapkan Rp10.000. (Rp5.000 merupakan jaminan yang bisa diminta kembali di loket stasiun tujuan. Sedangkan tarif perjalanan Rp2.000 – Rp3.500 kalau tak salah ingat.)
– ke Stasiun Tanah Abang (menyeberang ke peron dua untuk menunggu keretanya)
– turun di Stasiun Tanah Abang  dan pindah ke peron 2 atau 3 (line Jatinegara – Bogor)
– jika mau ke Stasiun Jatinegara:
– – naik kereta ke arah Jatinegara, dan turun di Stasiun Jatinegara (gerbong lebih sepi tapi makan waktu lama 1 jam), atau
– – naik kereta ke arah Bogor, turun di Stasiun Manggarai, dan pindah peron ke arah Bekasi, dan turun di Stasiun Jatinegara (gerbong selalu ramai tapi lebih cepat).
– – dari Stasiun Jatinegara jalan ke sebelah KIRI, ke halte busway Flyover Jatinegara, BUKAN halte busway Stasiun Jatinegara (jika dari Stasiun Jatinegara halte busway Flyover Jatinegara ada di sebelah KIRI dan LEBIH JAUH daripada halte busway Stasiun Jatinegara).
– – pastikan anda naik busway yang ke arah Tanjung Priok, BUKAN yang ke arah PGC.
– – turun di halte BKN
– jika mau ke Stasiun Cawang:
– – naik kereta ke arah Bogor, dan turun di Stasiun Cawang
– – dari Stasiun Cawang jalan ke halte busway Stasiun Cawang di depan stasiun,
– – pastikan anda naik busway yang ke arah PGC, BUKAN yang ke arah Pinang Ranti,
– – turun di halte BKN.
– jika mau ke Stasiun Duren Kalibata:
– – naik kereta ke arah Bogor, dan turun di Stasiun Duren Kalibata
– – dari Stasiun Duren Kalibata naik ojek ke BKN (2 km), tidak tahu harganya, mungkin Rp10.000 – Rp15.000.

Transportasi Umum dari Sunter / Kelapa Gading
– Naik dari halte busway mana saja yang ada di koridor X Tanjung Priok – PGC, ke arah PGC, sebaiknya Sunter/Kodamar/Cempaka Mas 2. Awas. Perjalanan busway mulai dari halte Tanjung Priok sampai halte Plumpang Pertamina sering bermasalah.
– Turun di halte BKN.

Transportasi Umum dari Terminal Bus Pulogadung
– Naik dari halte busway Terminal Pulogadung.
– Transit di Cempaka Timur. Pindah ke koridor 10 ke arah PGC.
– Turun di halte BKN.

Sebaiknya berangkat pagi-pagi, mengingat kondisi jalan menuju BKN seringkali tidak terduga kemacetannya. Busway sudah beroperasi mulai pukul 5.00. Aku sendiri berangkat pukul 6.00 dari halte busway Yos Sudarso Kodamar. Perjalanan ke BKN menghabiskan waktu 30 menit.

Lokasi fasilitas CAT ada di sisi paling kiri kompleks BKN. Jika datang pagi kita bisa memanfaatkan masjid BKN di sisi kiri belakang BKN untuk bersantai dan menenangkan jiwa.

 

Hari H TKD

Sebelum registrasi, berkas dikumpulkan peserta TKD ke ketua kelas masing-masing. Berkas ini selanjutnya dikumpulkan kepada petugas Biro SDM Kemenkeu. Selanjutnya, tiap peserta TKD melakukan verifikasi per kelas dengan menunjukkan KTP-KTM-BPO, menandatangani daftar hadir, dan memasukkan Surat Hubungan Kekerabatan ke dropbox.

Setelah verifikasi, dilakukan pengisian daftar hadir lagi dengan menunjukkan BPO yang sudah diparaf petugas. Setelah itu, tinggal menunggu persiapan masuk ruang CAT.

Fasilitas CAT yang dimiliki BKN Pusat bisa dibilang cukup canggih. Ruang CAT berada di lantai 2 dan dapat menampung sekitar 100 peserta CAT sekaligus. Ruang CAT juga dilengkapi CCTV untuk mencegah kecurangan, serta fasilitas standar (AC, Sound System, dan LCD Projector).

Yang paling kukagumi dari fasilitas CAT ini adalah adanya monitor yang menampilkan peringkat skor peserta CAT dalam sesi berjalan secara realtime. Monitor ini ditempatkan di luar fasilitas CAT sehingga peserta CAT dalam sesi berjalan tidak mengetahui skor berjalan. Namun, “publik” bisa memantau peringkat dan skor secara realtime layaknya memantau pergerakan quick count atau bursa saham. Ini adalah upaya transparansi yang sangat keren untuk menjamin bersihnya seleksi CPNS, minimal pada TKD-nya.

Tas peserta CAT, termasuk alat komunikasi, harus diletakkan di luar ruangan CAT. Tas dijamin aman karena sudah diawasi dengan CCTV dan diawasi juga oleh tenaga pengamanan. Dari pengamatanku, yang boleh ada di dalam ruang CAT selama ujian berlangsung hanya peserta CAT dan pengawas dari staf BKN. Bahkan staf Biro SDM Kemenkeu yang sedang bertugas di BKN pun, yang hendak masuk (sepertinya untuk mendokumentasikan), disuruh keluar lagi oleh pengawas ujian.

Sebelum tes dimulai, Peserta CAT mendapat pengarahan dalam bentuk tayangan video. Peserta CAT juga mendapat selembar kertas buram. Jika habis bisa minta lagi. Aku sendiri sudah cukup dengan satu lembar. Kertas buram ini tidak boleh dibawa keluar ruang CAT. Sepertinya ini agar soal tidak bocor terlalu banyak.

Aplikasi CAT

Aplikasi CAT BKN sebenarnya merupakan aplikasi web yang dijalankan di server lokal CAT BKN. Browser yang digunakan adalah Google Chrome yang dibuat full screen. Aplikasi CAT sudah dilengkapi dengan jam hitung mundur, jadi tidak perlu membawa jam tangan. Ada juga navigasi soal yang berwarna merah jika soal belum dijawab dan berwarna hijau jika soal sudah dijawab. Selain navigasi soal juga ada indikator berapa jumlah soal yang sudah dan belum terjawab.

Susunan soal yang kudapatkan tidak terurut TWK-TIU-TKP seperti pada tryout online umumnya. Meski begitu susunannya juga tidak terlalu acak. Susunan soalku TWK-TIU-TWK-TIU-TKP dengan jumlah TWK 35, TIU 30, dan TKP 35.

Pada prinsipnya, jawaban selalu dapat kita ubah kapanpun kita mau selama waktu belum habis.
– Jika sudah yakin dengan jawaban, klik Simpan Jawaban dan pastikan nomor soal di navigasi berubah menjadi berwarna hijau.
– Jika ingin melewatkan soal, klik Lewatkan atau klik nomor soal lainnya di navigasi soal.
– Jika ingin mengisi soal yang sebelumnya di-Lewatkan, klik nomor soal di navigasi soal yang berwarna merah.
– Jika ingin memperbaiki jawaban yang telanjur disimpan, klik nomor soal di navigasi soal yang berwarna hijau.

Tips Selama Ujian

  1. Tenang.
  2. Selalu dahulukan soal yang mudah. Lewatkan soal apabila: soal terlalu panjang, tidak tahu jawaban soal, atau perasaan mengatakan soal bisa dijawab tapi butuh waktu lama.
  3. Soal TKD ada 100 soal dan tidak ada nilai minus. Pastikan semuanya dijawab, baik dijawab sungguh-sungguh maupun dijawab asal.
  4. Pastikan melebihi ambang batas. Kita harus menjawab dengan benar: TWK 14 dari 35 soal. TIU 15 dari 30 soal. TKP 21 dari 35 soal. Untuk TKP, jika kita “salah” menjawab, kita masih mendapat poin 1-4.
  5. Soal TKD ada 100 soal dan harus dikerjakan dalam 90 menit. Artinya, jika jumlah soal tersisa tidak terlalu jauh lebihnya daripada jumlah menit tersisa, kita punya “ritme yang tepat”. Ketika mencapai TKP di belakang, kita akan menyelesaikan soal dengan lebih cepat.
  6. Waktu memeriksa kembali soal yang sudah diisi adalah hanya dan hanya jika semua soal sudah diisi, kecuali merasa sangat perlu untuk memeriksa.
  7. Manfaatkan kertas buram untuk menandai soal yang terlanjur kita isi tapi nantinya ingin kita lihat lagi, termasuk mencatat kemungkinan jawabannya. Jadi ketika soal sudah kita isi semua dan kita ingin memeriksa kembali soal yang kita ragukan tadi, kita tidak perlu memeriksa satu demi satu soal yang sudah kita yakini jawabannya.
  8. Ketika membuat coretan untuk soal TIU, cantumkan juga nomor soalnya. Ini bermanfaat untuk menemukan soal dengan cepat jika ingin kita memeriksanya lagi. Ekstra hati-hatilah dalam TIU. Jika dilihat dari komposisi soal, sistem penilaian, dan nilai ambang batas, probabilitas gagal dalam TIU paling tinggi dibandingkan dengan TWK dan TKP.
  9. Ketika mengerjakan soal TKP, baca tema soal dahulu sebelum membaca soal. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan tema dan soal, bukan yang paling sesuai dengan kepribadian kita. Percaya dirilah dalam TKP. Jika kita “salah” menjawab, kita masih mendapat poin 1-4.
  10. Jika skor sudah muncul, catat skor di tangan kita, kecil saja. Jika sudah keluar ruang CAT akan susah melihat skor lagi. Monitor akan segera berganti dengan skor realtime peserta sesi berikutnya.

Semoga nantinya ada perkembangan yang menenangkan hati kita semua. Masih ada waktu. Yang pasti adalah ketidakpastian. Apapun hasilnya nanti pada 8 September 2014, semoga itu adalah hasil yang varokah bagi semuanya.

 

Plus:
– Verifikasi dan registrasi TKD cepat dan efisien.
– Fasilitas CAT canggih, mudah digunakan, aman, dan nyaman.

Minus:
– Penempatan AC di ruang CAT kurang pas. Peserta CAT yang duduk di bawah AC kedinginan kena AC langsung.
Demikianlah artikel ekstrapanjang yang membahas seluk beluk TKD yang lalu. Semoga bermanfaat.
(Tamat)

Komentar Pemirsa